755Sports.id – Barcelona mengecam perilaku Javier Tebas dan menuntutnya mundur dari jabatannya sebagai presiden La Liga. Hal ini disampaikan melalui pernyataan resmi yang disampaikan melalui website klub pada Senin (3/4) malam waktu setempat.
Kemarahan klub Catalan ini bermula dari pernyataan sang presiden yang dimuat di salah satu media Spanyol, La Vanguardia. Tebas dituduh memberikan bukti palsu terkait kasus suap yang melibatkan Barcelona, dikenal sebagai kasus Negreria.
Isu Suap Barcelona
Saat ini Blaugrana tengah dihadapkan pada isu suap yang melibatkan mantan wakil presiden Komite Wasit Spanyol, Jose Maria Enriquez Negreria. Klub dituduh menyuap sang wakil presiden komite wasit dengan nilai sebesar 8,4 juta euro selama periode 2001 hingga 2018.
Dalam pernyataan resminya, klub mengungkapkan rasa marah, kekecewaan, dan kemarahan mendalam terhadap tuduhan yang diarahkan kepada mereka. Mereka menuntut agar Presiden La Liga, Javier Tebas, menjelaskan diri di hadapan publik.
“Mengingat beratnya informasi yang muncul hari ini Senin di La Vanguardia di mana presiden La Liga Javier Tebas dikaitkan dengan presentasi bukti palsu kepada jaksa penuntut umum untuk memberatkan klub kami, FC Barcelona ingin mengungkapkan kemarahan, kemarahan, dan kekecewaan terdalamnya,” bunyi pernyataan tersebut.
Klub juga mempertanyakan tweet yang dikirim oleh Tebas yang dianggap kurang substansi dan bersifat mengancam. Tim Catalan menegaskan bahwa Tebas harus memberikan penjelasan yang lebih jelas dan terbuka mengenai tuduhan yang telah dia lontarkan.
“Oleh karena itu, kami mendesak presiden La Liga untuk tampil di hadapan khalayak umum untuk menjelaskan dirinya, di luar tweet yang dikirim pada dini hari oleh Mr. Tebas, kurang substansi dan dengan nada mengancam,” sambung pernyataan tersebut.
Ragu Tebas Mau Mundur
Meski sudah memintanya untuk mundur dari jabatannya sebagai Presiden La Liga. Namun klub cukup skeptis Tebas akan mengambil langkah tersebut. Mereka malah percaya sang presiden akan tetap mempertahankan posisinya dan menggunakan kekuasaannya untuk melemahkan Barcelona.
Masih dari pernyataan resminya, Barcelona menyatakan, “Tuan Tebas harus mengundurkan diri dari jabatannya. Namun dengan menyadari obsesinya untuk menganiaya FC Barcelona dan menunjukkan penolakan dan ketidaksukaannya yang terus-menerus terhadap klub kami, kami memahami bahwa presiden La Liga saat ini akan bertahan dalam upayanya untuk terus merusak klub kami.”
Tim Catalan juga menegaskan bahwa ini bukan kali pertama Tebas mencoba menggoyang posisi mereka. Menurut klub, Tebas sering menggunakan media untuk menciptakan narasi negatif terhadap Barcelona.
“Ini bukan pertama kalinya presiden La Liga menggunakan senjata media yang dimilikinya untuk merusak FC Barcelona, tetapi, berbeda dengan omong kosongnya yang biasa, kami tidak pernah membayangkan dia dapat mencoba memberatkan klub kami dengan bukti palsu,” ungkap pernyataan klub.
Dengan melihat betapa seriusnya artikel La Vanguardia, Barcelona menyoroti pentingnya kejadian ini dan meminta semua klub di Spanyol untuk waspada.
“Artikel yang diterbitkan hari ini oleh La Vanguardia sangat serius sehingga harus membuat semua klub di La Liga waspada, mengingat itu berbicara tentang praktik yang sama sekali tidak sesuai dengan tugas presiden La Liga.”
Laporta Bantah Tuduhan
Presiden Barcelona, Joan Laporta, dengan tegas membantah tuduhan bahwa klubnya terlibat dalam skandal suap wasit. Menurut Laporta, Blaugrana tidak pernah melakukan tindakan tercela seperti itu.
“Barcelona tidak pernah membeli wasit dan Barcelona tidak pernah berniat membeli wasit – sama sekali tidak pernah,” kata Laporta, menegaskan bahwa klub tidak pernah terlibat dalam praktik yang merugikan integritas sepak bola.
Laporta juga menyinggung adanya pihak yang sengaja menciptakan kampanye hitam untuk mencoreng citra Barcelona. “Ini adalah kampanye yang ditujukan untuk mengendalikan klub. La Liga tidak menerima bahwa Barcelona tidak menandatangani kontrak dengan CVC,” ungkap sang presiden.
Kampanye hitam ini, menurut Laporta, merupakan upaya untuk mengendalikan dan mempengaruhi kebijakan klub. Hal ini terkait dengan penolakan Barcelona untuk menandatangani kontrak dengan CVC, yang menjadi salah satu penyebab ketegangan antara klub dan pihak La Liga.