755Sports.id – Dengan hanya tersisa tiga laga lagi, PSM Makassar sukses mengunci gelar juara Liga 1 BRI 2022/23 kali ini. Meski sempat diragukan, namun tim yang dijuluki Juku Eja ini mampu membuktikan kemampuannya.
Kepastian gelar juara bagi Wiljan Pluim dkk diperoleh setelah mereka taklukan Madura United di Stadion Gelora Ratu Pamelingan pada Jumat (31/3) malam WIB. Sementara itu, pesaing terdekat mereka Persib Bandung, harus menelan kekalahan 0-2 dari rival abadi Persija Jakarta. Dengan hasil ini, Maung Bandung tidak lagi memiliki peluang untuk mengejar PSM di puncak klasemen.
PSM Makasar Kunci Gelar
Kemenangan atas Madura United mengantarkan PSM Makassar meraih gelar juara BRI Liga 1 2022/23 untuk pertama kalinya dalam 23 tahun terakhir. Terakhir kali mereka memenangkan turnamen ini (saat masih disebut Divisi Utama) adalah saat mengalahkan PKT Bontang.
Yang menarik adalah, klub asal Makassar ini awalnya tidak diunggulkan untuk menjadi juara. Ada beberapa faktor yang menyebabkan keraguan tersebut, namun skuad Juku Eja berhasil membuktikan diri.
Salah satu faktor yang menyebabkan keraguan adalah minimnya pemain bintang di tim PSM Makassar. Pelatih Bernardo Tavares pernah menyatakan bahwa timnya tidak diprediksi untuk menjadi juara BRI Liga 1 karena hal ini.
Namun, justru faktor tersebut yang dinilai Tavares membuat para pemain lebih solid dan tak bergantung pada satu pemain saja. “Memang tidak ada yang memprediksi kami bisa sejauh ini, tapi segala kesulitan membuat orang-orang di sini menjadi lebih kuat. Mereka semua petarung sejati,” ungkapnya.
Bahkan PSM berhasil melahirkan beberapa bintang baru sepanjang musim ini, seperti Ramadan Sananta dan Sayuri Bersaudara yang mencuri perhatian sepanjang kompetisi musim ini.
Dukungan Suporter
Meski harus menempuh jarak yang cukup jauh dari Kota Makassar, namun PSM Makassar tetap mampu tampil tangguh di musim ini. Terpaksa berpindah dari Stadion Andi Mattalatta ke Parepare, banyak yang menilai PSM akan kehilangan dukungan dari para suporternya.
Namun, ternyata stadion ternyata tetap dipadati oleh suporter PSM yang datang dari berbagai penjuru Sulawesi. Malah, tim lawan sering kali kesulitan beradaptasi karena jarak yang jauh.
“Bayangkan, kami menghabiskan waktu berjam-jam di perjalanan, baik ketika menjalani latihan dan pertandingan. Tetapi, segala kesulitan yang dialami tim ini membuat semua orang menjadi lebih kuat,” ungkap Bernardo Tavares.
Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares, awalnya tak menyangka situasi yang dihadapi di Makassar. Ia hanya tahu bahwa PSM merupakan tim besar di Indonesia, tetapi ternyata tim ini kehilangan stadion dan tempat latihan.
Dengan waktu yang terbatas, Tavares harus segera mengenal timnya. Kebanyakan pemain PSM bertahan, sehingga tugasnya menjadi sedikit lebih mudah. Sang pelatih pun hanya perlu meracik komposisi pemain yang ada. Bahkan, ia sempat menjajal pemain trial di Piala AFC dan Piala Presiden.
Dengan kondisi yang ada membuat banyak pihak meragukan konsistensi Wiljan Pluim dkk. Namun, Tavares berhasil mengubah timnya menjadi tim paling tangguh di musim ini, membuktikan keraguan tersebut tidak berdasar.